Rabu, 05 Desember 2012

pantai seruni


Pantai Seruni, Dari ujung bukit terdengar suara deburan ombak, asikk itulah suara ombak yang kami cari. jalan setapak berliku, naik turun bukit tak menghalangi niat kami untuk melihat "sosok" pantai yang masih "perawan" ini. dari kejauhan mulai terlihat hamparan pasir putih dan deburan ombak. sempat urung niat kami karena agak kesulitan mencari jalan untuk menuruni bukit, setelah menyusuri jalan setapak, dan mengandalkan feeling akhirnya kamipun berhasil menuruni lereng. nah loh....di bawah sudah menanti anjing-anjing yang menggongong, sepertinya tidak suka dengan kedatangan kami. salah satu teman saya lantas menuruni bukit lewat lereng untuk mengusir anjing-anjing itu. dan jago juga ternyata, anjing itu kabur hahaha....

Akhirnya kamipun turun, sesampai dibawah kami bertemu beberapa penduduk yang mencari rumput laut, sapa menyapalah kami, ramah tamah dan langsung berlari menyambut ombak. sepi, sunyi, bahkan yang terlihat hanya keindahan tanpa kompromi...subhanalloh....
terlihat kucuran air dari celah bukit di atas goa kecil,  dahaga yang sudah menggerogoti tenggorokan  dikarenakan persediaan air ditasku sudah habis, hmmmm segarnya... akhirnya menemukan air yg keluar dr celah tebing.... tenang ga bikin pilek kok, airnya jernih, bersih, tawar...


mulut goa pantai seruni

bergembira di pantai seruni

nah itu secuil yang tergambar dari keceriaan kami hehe, saya mau terbang lagi ah..
lagi...wiiiing...


saatnya pulang, keburu petang, karena jalan pulangnya tidak beraspal melainkan susur pantai yang berkarang hehehe uji adrenalin....




itu dulu ya, eh iya letak pantai seruni ini berada di sebelah timur pantai indrayanti, timurnya lagi pantai Pok Tunggal...baru pantai seruni, ini..semua pantai itu terletak di Gunung Kidul pastinya...DIY

Selasa, 21 Februari 2012

Pantai Rowo, Mirit, Kebumen

Tak sengaja melihat plang Pantai di pinggir jalan sepulang dari Benteng Van Der Vijck, Kebumen. Tak berfikir banyak kamipun langsung putar balik, menerobos permukiman penduduk serta jalan berpasir menuju pantai yang sama sekali kita tak tahu seperti apa pesonanya, yaitu Pantai Rowo, Mirit, Kebumen. Jalan menuju pantai yang berpasir memicu adrenalin kami, motor di pacu, roda berputar meleset kekanan dan kekiri.
Tak ku sangka, pesonanya membuat bibir ini tak berhenti berdecak, mata tak berhenti memandang. Indah, hanya itu yg terucap.



Rabu, 15 Februari 2012

Candi Tikus, keunikan yang tersembunyi

Candi Tikus, Keunikan yang tersembunyi. Saat jalan-jalan ke Mojokerto saya penasaran dengan candi yang bernama candi tikus, saya kira bentuk candi itu menyerupai tikus, dan ternyata.......Penasaran mengapa candi ini bernama Candi Tikus? Katanya Candi Tikus ini ditemukan oleh warga pada tahun 1914. Penemuan ini bermula ketika penduduk melaporkan bahwa di daerahnya terjangkit wabah tikus, dan tikus-tikus itu bersarang di sebuah gundukan tanah. Akhirnya gundukan itu dibongkar dan ketika dibongkar ditemukan sebuah candi yang kemudian dinamai Candi Tikus.


Minggu, 12 Februari 2012

Gapura Bajang Ratu, bukti keperkasaan Majapahit

Gapura Bajang Ratu, bukti keperkasaan Majapahit, begitu melihat gapura ini, imajinasi dan lamunan saya langsung terbayang berabad-abad silam, betapa megahnya kerajaan Majapahit. Kerajaan terbesar di Asia Tenggara pada era itu, memiliki peradaban yang sudah tinggi.

Gapura indah yang tersusun atas ribuan batu bata merah, kecuali lantai tangga serta ambang pintu yang dibuat dari batu andesit ini diperkirakan sebagai pintu keluar sisi belakang keraton Majapahit. Dilihat dari bentuknya gapura ini merupakan bangunan gerbang tipe padukraksa, yaitu gapura yang memiliki atap. Situs megah nan indah ini berada di Desa Temon, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Propinsi Jawa Timur.

Kamis, 09 Februari 2012

Menyibak keindahan Pantai Goa Cemara, Yogya


Menyibak keindahan Pantai Goa Cemara, YogyaSaat kaki menapak, menyibak rimbunan cemara, matahari yang hampir tenggelam memancarkan sinar jingga menerobos di antara rerimbunan pohon cemara. Begitu kaki ini menapaki pasir, keluar dari rindangnya pohon cemara, mata ini terpaku, tak kuasa melihat cantiknya mentari yang akan hilang di telan kegelapan.
Seperti itulah gambaran panorama alam saat sore hari di Pantai Goa Cemara. Pantai Goa Cemara terletak di Patihan, Gadingsari, Sanden, Bantul, Yogyakarta. Untuk menuju bibir pantai, terlebih dahulu kita harus melewati Goa Cemara.

Selasa, 07 Februari 2012

Naga “mengamuk” di Malioboro



Naga “mengamuk” di Malioboro. Mata Naga itu menyala-nyala, badannya meliuk-liuk indah bak sang penari, mengejar bola yg ada di depannya. Anak-anak berteriak histeris, bahkan ada yang menangis ketika naga bringas yang bersisik itu nyaris menyambar mereka.



Selasa, 31 Januari 2012

Tersihir Patung Buddha Tidur terbesar di Indonesia

Tersihir Patung Buddha Tidur terbesar di IndonesiaMungkin tidak banyak yang tahu kalau di Indonesia ini kita punya patung Buddha Tidur terbesar. Bahkan Indonesia berani meng-klaim bahwa patung Buddha ini terbesar ketiga di Asia setelah Thailand dan Nepal. 
Patung Buddha tidur ini berada di Desa Bejijong, Kecamatan Trowulan, Mojokerto atau lebih tepatnya berada di kompleks Maha Vihara Mojopahit. Begitu masuk ke lokasi, sejenak saya mengamati patung-patung yang berjejer di kanan kiri vihara, ternyata gaya masing-masing patung berbeda, sangat terlihatapik patung-patung ini.
Tidak mau tersihir oleh patung-patung itu, kaki ini segera berjalan menuju ke patung yang disebut-sebut sebagai yang terbesar di Indonesia. Tak jauh melangkah, mata pun melihat pancaran keemasannya. Patung itu terlihat sangat besar, cat berwarna emas yang membalurinya memberi kesan cantik, indah, dan menarik. Takjub saya melihatnya. Kalau yang ini benar-benar mampu menyihir mata. Pada bagian bawahnya, relief-relief yang menceritakan tentang Buddha itu sendiri mengelilingi memberikannya ornamen yang tak kalah menarik.


Kamis, 19 Januari 2012

Mblusuk Mojokerto part 2: Kolam Segaran, Tempat Penggemblengan Pasukan Majapahit


Mblusuk Mojokerto part 2: Kolam Segaran, Tempat Penggemblengan Pasukan Majapahit. Setelah beranjak dari Gapura Wringin lawang, tujuan selanjutnya adalah makam putri cempa. Di perjalanan terlihat sebuah kolam luas yang di penuhi oleh parara pemancing. Penasaran, mampir sebentar….


Kolam segaran bagi Kabupaten Mojokerto merupakan salah satu situs peninggalan Kraton Majapahit, yang dituahkan dan dibanggakan masyarakat Trowulan khususnya dan Mojokerto umumnya. Banyak kisah yang mengiringi keberadaannya. Namun, yang paling diyakini para sesepuh daerah tersebut, keberadaannya merupakan area tempat penggemblengan pasukan perang laut sebelum dikirim dalam misi penaklukan.

LETAK Kolam Segaran sekitar 500 meter arah selatan jalan raya Mojokerto-Jombang. Konon nama tersebut berasal kata segoro-segoroan yang berarti telaga buatan, seperti yang terdapat dalam buku Negara Kertagama pupuh VIII halaman 5.3, yang tersurat di daerah Trowulan terdapat sebuah telaga yang multiguna.

Menurut data museum Trowulan, Kolam Segaran konon dibuat pada abad ke-14. Luas kolam ini 175m x 375m, dengan kedalaman sekitar 2,80m dan tebal dinding bangunan 1,60m. Air kolam berasal dari Balong Bunder dan Balong Dowo yang berada di sebelah selatan dan barat daya kolam. saluran air masuk ke kolam ada di bagian tenggara, sementara air kolam.


Mblusuk Mojokerto part 1: Gapura Wringin Lawang…

Mblusuk Mojokerto part 1: Gapura Wringin Lawang…Tujuan kita yang pertama adalah Gapura Wringin Lawang, sebuah gapura megah yang berdiri kokoh di sisi utara bekas kompleks Majapahit. Tepatnya di Dukuh Wringin Lawang, Desa Jatipasar, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto. Tersusun atas ribuan bata merah, sebuah ciri arsitektur vernacular (pribumi) yang mampu bertahan berabad-abad lamanya. 

Bentuk gapura berupa candi bentar yaitu sebutan bagi bangunan gapura berbentuk dua bangunan serupa dan sebangun tetapi merupakan simetri cermin yang membatasi sisi kiri dan kanan pintu masuk. Candi bentar tidak memiliki atap penghubung di bagian atas, sehingga kedua sisinya terpisah sempurna, dan hanya terhubung d bagian bawah oleh anak tangga. Bangunan seperti ini lazim disebut “gerbang terbelah” karena bentuknya seolah-olah menyerupai sebuah bangunan candi yang dibelah dua secara sempurna.

Rabu, 18 Januari 2012

Mblusuk-mblusuk di Trowulan, Mojokerto The East Java

sabtu-minggu / 7-8 januari 2011
Weekend  tlah tiba, saatnya mbolang temans…., mblusuk-mblusuk itu yang sering aku dan temanku lakukan. Kali ini tujuan kami adalah Mojokerto, Jawa Timur, menyisir sisa-sisa kerajaan Majapahit.  

Perjalanan kami mulai dari Jogjakarta, nitipin silver dulu (sepeda motor q) di Stasiun Lempuyangan Rp. 4000/malam. Duduk-duduk jeprat-jepret narsis sambil nunggu kereta tiba, ah pasti molor lagi tu kereta….. akhirnya kereta yang kita nanti datang juga, molor 30 menit. 

Gojes..gojes..gojes..pukul 22.00 WIB kereta berangkat (harga tiket @ Rp. 33.000).  Sampai di stasiun mojokerto pukul 02.00 dini hari. 

Sambil nunggu angkutan kota, akhirnya kita putuskan untuk leyeh-leyeh di stasiun. Pagipun tlah tiba, kamipun bergegas masuk ke salah satu angkutan kota/angkot, menuju tempat saudara, yang akan menjadi tempat singgah kami selama di Mojokerto. Tiba di tempat bu lek (sapaan untuk tante) mandi dan sarapan. Wow disuguhi sarapan Wader goreng pake sambel terasi (kuliner khas sana), mak nyuus....

Baca2 sebentar....
Sekilas Tentang Trowulan,... 

Trowulan adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, Indonesia. Kecamatan ini terletak di bagian barat Kabupaten Mojokerto, berbatasan dengan wilayah Kabupaten Jombang. Trowulan terletak di jalan nasional yang menghubungkan Surabaya-Solo.
Di kecamatan ini terdapat puluhan situs seluas hampir 100 kilometer persegi berupa bangunan, temuan arca, gerabah, dan pemakaman peninggalan Kerajaan Majapahit. Diduga kuat, pusat kerajaan berada di wilayah ini yang ditulis oleh Mpu Prapanca dalam kitab Kakawin Nagarakretagama dan dalam sebuah sumber Cina dari abad ke-15. Trowulan dihancurkan pada tahun 1478 saat Girindrawardhana berhasil mengalahkan Kertabumi, sejak saat itu ibukota Majapahit berpindah ke Daha.

Selasa, 10 Januari 2012

Candi Cetho – Eksotisme warisan leluhur di lereng barat gunung lawu…..

Candi Cetho – Eksotisme warisan leluhur di lereng barat gunung lawu…..Jalanan aspal sempit yang berkelok dan menanjak dengan tebing-tebing curam adalah akses menuju Candi Cetho. Rasa was-was, dag dig dug karena takut akan terperosok ke jurang terbayar sudah sesampainya di kompleks candi nan eksotis itu. Pemandangan alam yang indah  begitu memanjakan mata, sejuknya udara pegunungan menemani penjelajahan saya di Candi Cetho.

Begitu menginjakkan kaki di tangga masuk candi, langsung terlihat gapura yang menjulang tinggi. Indahnya tak kalah dengan pure-pure di pulau dewata. Dinginya angin yang berhembus membawa kita bagai berada di awang-awang. Patung-patung membisu yang berdiri kokoh merupakan bukti sejarah masa lampau.



Kompleks candi cetho yang luas ini berlokasi di lereng barat Gunung Lawu, tepatnya di Desa Gumeng, Kecamatan Jenawi, Kabupaten Karanganyar, Propinsi Jawa Tengah ini memiliki ukuran panjang 190 m dan lebar 30 m, dan berada di ketinggian 1496 m dari permukaan air laut.

Candi Cetho berlatar belakang Agama Hindu. Pola halamannya berteras dengan susunan 13 teras meninggi ke arah puncak. Bentuk bangunan berteras seperti ini mirip punden berundak pada masa pra sejarah.

Disini terdapat arca Phallus sebagai symbol tempat pemujaan Dewa Siwa. Terdapat pula susunan batu yang berbentuk Lingga-Yoni yang menyatu sama lambang garuda. Bangunan utama berbentuk trapesium, berada di undakan paling atas. Sampai saat ini Candi Cetho masih di pergunakan untuk ibadah. Wangi sesajen yang berupa kemenyan dan bunga yang tertiup angin, di tambah lagi dengan pekatnya kabut memberikan kesan mistis. 

Kamis, 05 Januari 2012

Menilik Museum Gula Jawa Tengah (Pabrik Gula Gondang Winangoen)




Breem-breem…hari yang cerah untuk jalan-jalan, saya bersama teman saya, dari Jogjakarta sepeda motor kami pacu, bergegas meluncur ke lereng barat Gunung Lawu, Karanganyar. Tak jauh motor melaju, di perjalanan terbersit untuk mampir ke Museum Gula Gondang Winangoen, berhubung letaknya searah, yang berada di utara  jalan Yogya-Solo km. 25, hanya butuh  waktu 30 menit untuk sampai di Pabrik Gula (P.G.) gondang Winangoen.

Begitu sampai, kami jeprat-jepret mengabadikan gambar di di depan museum. 



Minggu, 01 Januari 2012

Erotisme Candi SUKUH

Menelusuri kejayaan masa lampau di lereng barat Gunung Lawu...

Erotisme candi sukuh, situs bersejarah Candi Sukuh memang sudah sering terdengar. Dan akhirnya kesempatan untuk menapaki situs di lereng barat Gunung Lawu datang juga, Karanganyar siap ku jelajah.


Erotisme Candi SUKUH, Dengan mengendarai sepeda motor, start dari Jogjakarta, saya dan teman saya  meluncur ke karanganyar. Salah satu situs yang pertamakali kita kunjungi adalah Candi Sukuh. Candi ini terletak di lereng barat Gunung Lawu pada ketinggian 910 meter di atas permukaan laut, tepatnya di Desa Mberjo, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.

Akses menuju ke candi sukuh sudah relative bagus, jalan-jalan pegunungan yang berkelok dan menanjak menjadi sensasi tersendiri dalam perjalanan kali ini, belum lagi suguhan bukit-bukit indah di kanan kiri yang begitu memanjakan mata. Setelah kurang lebih 3 jam menggeber sepeda motor, tibalah kami di candi yang di kenal karena erotismenya itu. Hanya dengan membayar tiket masuk sepeda motor Rp. 1000,- langkah kaki kita sudah bisa menapaki candi sukuh.

Daftar Retribusi masuk area wisata :
Sepeda Motor                                      : Rp. 1000,-
Mobil Pribadi, Sedan, Jeep dsb.          : Rp. 5000,-
Colt, Station Wagon                            : Rp. 5000,-
Mini Bus & sejenisnya                          : Rp. 10.000,-
Bus & Sejenisnya                                 : Rp. 20.000,-

Butuh 1 jam lebih kamera saku ini menjepret, mengabadikan setiap sisi pahatan elok warisan nenek moyang kita, sembari menghirup udara segar di atas ngarai, di antara sawah dan pepohonan cengkeh.